
Kedua, implikasi dari yang pertama, Burnap telah dikalahkan oleh "kubu Ical Akbar" pada saat pemilihan calon Pimpinan MPR dari Partai Golkar. Dalam partai final, Burnap kalah suara dari Hajriyanto Thohari. Ketiga, nama Burnap juga tidak masuk dalam jajaran kepengurusan Partai Golkar 2009 - 2015.
Hanya saja, prediksi banyak orang tersebut tak terbukti. Partai Golkar ternyata memberikan kepercayaan kepada Burnap untuk menjadi Ketua Komisi II DPR RI periode 2009-2014. Hanya Burnap-lah satu-satunya pimpinan DPR dari Partai Golkar yang bukan bagian dari pengurus Partai Golkar 2009-2015. Di tengah persaingan di Partai Golkar yang begitu kompetitif, serta friksi yang juga begitu tajam, apa yang menyebabkan Burnap masih bisa menyeruak menjadi pimpinan DPR dari Partai Golkar?
Tunggu kelanjutannya.....